Berdasarkan penuturan sesepuh desa Depeha disebutkan bahwa
dari prasasti maharaja sri kesari warmadewa yang pernah ada di desa Depeha
dikatakan bahwa di desa Depeha pada tahin caka 836, wilayah Ida Hyang di bukit
tunggal, paradayan (tempat) indra pura diizinkan mendirikan pura Ida Hyang
Bukit Tunggal yang disebut dengan indrapura yang meliputi wilayah desa Er Tabar
(sekarang desa Tajun, desa Tunjung, desa depeha). Pada caka 905, Pura Swidharma
Bukil Tunggal disebut Indrapura, di desa Er Tabar, Ratu yang memerintah pada
waktu itu Ratu Dharma Sadhu dan putranya yang bernama Ratu Cri Raja Sadhu yang
memerintah sampai pada tahun 1037 caka. Indrapura Cri Raja Jaya Sadhu diganti
oleh Curadipa pada tahun 1037 Caka, sampai pada tahun 1070 caka, sedangkan yang
memerintah pada saat itu ratu Wijaya Mahadewi. Pada tahun 1070 caka, Ratu
Wijaya Mahadewi diganti oleh Maha Raja Jaya Sakti sampai tahun 1133 caka. Lama –
kelamaan kata Indrapura penyebutannya mengalami perubahan menjadi Drapura , dan
Drapura menjadilah kata Depeha yang selanjutnya menjadi nama ddesa Depeha
sampai sekarang ini. Dalam suatu desa sudah mempunyai pemerinyahan dan dibatasi
oleh batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah utara : Desa Bukti
- Sebelah timur : Desa Tunjung
- Sebelah barat : Desa Tamblang dan Desa Bulian
- Sebelah selatan: Desa Tajun
Saudaraku semua yang dari desa Depeha, saat ini
BalasHapussedang dilalukan penelitian dan pengkajian mendalam dan menyeluruh tentang sejarah desa kita tercinta “Depeha” oleh Unud dimana telah diseminarkan sebuah judul desertasi dengan judul “Upacara ‘Nampah Batu’ di Desa Depeha, Kec. Kubutambahan, Buleleng” oleh Prof. Dr. AABG Wirawan,S.U. (Ketua Program Studi Doktor Kajian Budaya Unud) pada hari Selasa, 29 Januari 2013; Pk. 09.00-11.30, Aula Faksas Unud Jl Nias 13. Semoga nantinya kita selaku warga/Damuh Depeha dapat membacanya dengan seksama demi untuk lebih mengenal sejarah dan jati diri kita semua yang nantinya akan menjadi pertanyaan mendasar bagi anak cucu kita yang tentu adalah sebuah kewajiban kita untuk bisa menjawab dengan data, fakta dan kajian empiris serta logika dan tingkat pemikirabmasyarakat yang semakin cerdas dan kritis, tidak ada lagi”MULE KETO”. Mari kita nantikan hasilnya,,,!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusOm swastyastu,
BalasHapussahabat tyang yang berasal dari desa depeha, kalau ada yang berminat untuk mengetahui sejarah desa depeha yang lebih lengkap silakan berkunjung ke blog tyang..
ini linknya http://padmayowana.blogspot.com/2013/12/om-swastyastu-1.html
BalasHapus